Paul Ehrlich (1854-1915)
Bapak Imunologi Penemu Kemoterapi
Hingga saat ini
belum ada obat kanker yang benar-benar bisa diandalkan. Kendati demikian, para
ilmuwan tidak pernah menyerah terus melakukan penelitian dan percobaan. Salah
satu cara pengobatan kanker yang selama ini banyak dilakukan para dokter adalah
dengan kemoterapi. Kendati
efek sampingnya cukup membuat pasien merasa menderita, banyak yang berhasil
sembuh dari penyakit kanker setelah menjalani kemoterapi. Tak salah jika kita
mengenal lebih dekat dengan orang yang pertama kali menemukan kemoterapi.
Ia
adalah Paul Ehrlich, dokter berkebangsaan Jerman. Selain dikenal lewat penemuankemoterapi,
Ehrlich juga dikenal sebagai ahli bakteriologi dan bapak imunologi, hematologi,
dan kemoterapi. Dia juga menemukan merah tripan (zat warna yang dapat membunuh
tripanosoma, hewan bersel satu yang menyebabkan penyakit tidur) dan salvarsan
(arsfenamina). Salvarsan dan neosalvarsan adalah obat pertama untuk penyakit
sifilis.
Ehrlich
lahir di Strehlen, Silesia (Strzelin, Polandia), pada tanggal 14 Maret 1854 dan
meninggal 20 Agustus 1915 (pada umur 61) di Homburg, Prusia. Uniknya, baik
disekolah maupun di universitas, prestasinya tergolong buruk. Namun, Ehrlich
termasuk orang yang gigih. Akhirnya ia berhasil meraih gelar doktor pada umur
24 tahun (1878) dengan tesis bertajuk “Sumbangan untuk Teori dan Praktik
Mewarnai Jaringan”. Prestasi kuliahnya yang jelek sebenarnya bukanlah karena ia
bodoh, tetapi lebih disebabkan kurangnya waktu untuk belajar. Waktunya banyak
tersita kegemarannya mencoba bermacam-macam zat warna untuk mewarnai jaringan
tubuh yang masih hidup. Bahkan, saking jorjorannya bekerja di laboratorium,
Ehrlich sempat terserang penyakit tuberkulosis (TBC).
Ehrlich
berkeyakinan, bibit penyakit tertentu hanya menyerap zat warna (kimia) tertentu
yang bila bibit penyakit itu menyerap zat kimia tertentu lain, bibit penyakit
itu akan mati. Pengobatan dengan zat kimia yang disebut kemoterapi inilah salah
satu temuannya. Di Breslau, Ehrlich bekerja di laboratorium sepupunya, Carl
Weigert, seorang patolog yang merintis penggunaan bahan celup anilina sebagai
zat warna biologis. Ehrlich tertarik dalam selektivitas bahan celup untuk
organ, jaringan, dan sel spesifik, dan ia meneruskan penelitiannya di Rumah
Sakit Amal di Berlin.
Ia
kemudian menjadi salah seorang ilmuwan, yang mempersembahkan penemuannya untuk
kepentingan umum dan kemanusiaan. Ia tidak mengaitkan penemuannya dengan uang.
Tak heran jika kemudian ia dianugerahi Hadiah Nobel bidang kedokteran dan
fisiologi untuk kerjanya dalam imunisasi (1908). Ehrlich meninggal di Homburg,
Prusia, 20 Agustus 1915.
Sumber:
http://klipingut.wordpress.com/2009/11/25/paul-ehrlich-1854-1915-bapak-imunologi-penemu-kemoterapi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar