Halaman

Selasa, 04 Desember 2012

Kasih Ibu Sepanjang Masa


Setelah menyadari Derek perlu dioperasi untuk mengangkat tumor kanker di daerah perut nya. Rasa khawatir, kalut dan sedih bercampur aduk pada sang Ibu, Cyndie.  Sang Ibu mulai cemas. Sebagai orang tua tunggal untuk lima anaknya, Cyndie harus menjual salonnya akibat kehabisan uang untuk perawatan medis Derek. Cyndie ibu terus berusaha atas kesembuhan anaknya dari penyakit kanker, sampai detik-detik terakhir kehidupan Derek, ia terus menemannya dan yakin akan kesembuhanya. Meskipun langkah terakhir yang dia ambil harus melepaskan Derek.

Cyndie bermain-main dengan anaknya Derek Madsen, menyusuri lorong di UC Davis Medical Center di Sacramento 21 Juni 2005. Sang Ibu berhasil mengalihkan perhatian anaknya dari ketakutan akan pengambilan tulang sumsumnya.


Menyadari kemungkinan tdk ada kesempatan lagi untuk mengemudi mobil dewasa kelak. Sang Ibu melanggar aturan membiarkan anaknya menyetir sepanjang jalan di Sacramento Barat


Setelah meletakkan kain bergambar bunga utk menyejukkan kepala sang Anak, sang Ibu menangis tersedu-sedu dan jatuh ke lantai. Sahabatnya, Kelly Whysong dan Nick Rocha mencoba menghiburnya. Derek sudah terlalu lemah menyadari keberadaan sang Ibu sebagaimana sang Ibu terus menerus berjaga di sampingnya.


Energi disaat terakhir utk bangun setelah berhari-hari ia berada di atas ranjangnya. Sang Ibu menolong anaknya utk berjalan . Sebuah Kanker Tumor telah membuat perut Derek menjadi kembung dan celananya menjadi tidak muat lagi. Sedangkan Tumor yang lain menyerang di otaknya dan membuat penglihatan Derek menjadi kabur.


Cyndie merangkul Derek. Terapi yang membuat ia sulit berbicara dan membuatnya terjaga sepanjang malam


Cyndie berkecamuk dalam batinnya untuk memutuskan agar anaknya dapat meninggal tanpa perlu terlalu sakit berlama-lama. Ia membiarkan sang Suster melakukan tugasnya.



Tidak lama kemudian, Secara perlahan-lahan Derek Madsen meninggal di pangkuan sang Ibu, Cyndie. 10 Mei 2006

sumber:http://bukanklikunic.blogspot.com/2012/03/kisah-perjuangan-seorang-ibu-akan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar